BARRU,DESABOJO– Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Tingkat Kecamatan Mallusetasi yang dipusatkan di Desa Bojo, Kabupaten Barru, berlangsung meriah dan penuh makna.
Acara ini tak hanya menjadi ritual keagamaan, tetapi juga sebuah manifestasi budaya yang kental sekaligus ajakan untuk merefleksikan hubungan manusia dengan kelestarian alam.
Peringatan Maulid Akbar ini dihadiri oleh ribuan masyarakat dari berbagai desa di Mallusetasi, tokoh agama, serta perangkat pemerintah setempat.
Kegiatan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat ikatan spiritual dan solidaritas sosial.
Titik Temu Tiga Pilar Utama
Dalam esensi peringatannya, Maulid Nabi Muhammad SAW di Mallusetasi disoroti sebagai titik temu antara agama, budaya, dan alam.
Dari sisi agama, peringatan ini menegaskan kembali kehadiran Rasulullah Muhammad SAW sebagai “rahmatan lil ‘alamin” (rahmat bagi seluruh alam semesta).
Ajaran beliau, yang menekankan pada akhlak mulia, keseimbangan hidup, dan hubungan yang harmonis dengan Sang Pencipta dan sesama manusia, menjadi fokus utama dalam setiap ceramah dan doa bersama.
Secara budaya, perayaan Maulid telah berurat akar dalam tradisi masyarakat. Hal ini terlihat dari adanya syair-syair pujian, doa bersama, jamuan, dan semangat gotong royong yang kuat.
Tradisi ini membuktikan bagaimana nilai-nilai Islam menyatu erat dengan kearifan lokal, tidak hanya menjaga spiritualitas tetapi juga memperkokoh solidaritas dan persatuan umat.
Sementara itu, dari sisi alam, Maulid menjadi pengingat tentang pesan kelestarian. Rasulullah hadir membawa ajaran untuk menjaga bumi, menghormati air, tanah, udara, dan seluruh makhluk hidup.
Konsep hidup selaras dengan alam ditekankan sebagai bentuk syukur kepada Allah, mengingatkan bahwa kelestarian lingkungan adalah kunci kesejahteraan umat manusia—sebagaimana bumi yang subur memberikan kehidupan.
Memperkuat Iman dan Menjaga Tradisi
Salah satu panitia pelaksana menyatakan bahwa tema peringatan tahun ini benar-benar mencerminkan filosofi hidup masyarakat lokal, yang sejalan dengan pesan penutup (tuppu bulu alam), yakni pentingnya menata kembali hubungan manusia dengan lingkungannya.
Dengan selesainya rangkaian acara Maulid Akbar, diharapkan momentum ini tidak hanya berhenti pada perayaan semata, tetapi menjadi titik refleksi bagi seluruh umat untuk memperkuat iman, menjaga tradisi luhur, dan berkomitmen dalam melestarikan lingkungan sekitar.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Mallusetasi telah sukses menjadi perwujudan harmoni antara identitas keagamaan, kekayaan budaya, dan kesadaran ekologis.






