Pembangunan Lanscape RTH Anjungan Pasangkayu, Diduga Pakai Pasir Laut

Pembangunan Lanscape RTH Anjungan Pasangkayu, Diduga Pakai Pasir Laut

 

Pasangkayu- Proyek pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Pasangkayu tahun anggaran 2022 yang berlokasi dekat anjungan Vovasanggayu, di Dusun Labuang, Kelurahan Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu.

Proses tender melalui lelang (LPSE) dimenangkan oleh CV Sipatokkon, nilai pagu anggaran Rp 3.020.000.000,00 dengan penawaran Rp 2.865.435.112,25 pekerjaan paket landscape RTH Pantai Pasangkayu.

Hasil investigasi dilapangan beberapa waktu lalu, Proyek landscape RTH pantai Pasangkayu saat melakukan proses penimbunan diduga memakai dengan pasir laut.

Pada waktu melakukan pemerataan timbunan diduga tidak memakai alat bomag untuk padatkan. Kisman pengawas CV sipatokkon ia mengakui bahwa memang kita tidak pakai alat bomag untuk padatkan, karena tidak punya alat bomag karena kalau kita sewah alat bomag pasti kami keluarkan dana untuk sewah alat,” tutur Kisman.

Proses pengecoran rabat beton diduga lebih banyak menggunakan pasir dari pada kerikil, dimana campuran cor hanya terlihat batu kali sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Seorang warga sekitar proyek lanscape RTH Pantai Pasangkayu tersebut, warga mengatakan, landasan lantai tidak dipadatkan tanahnya (Bomag), tapi hanya diratakan saja, bahkan mereka tidak menyiram air terlebih dahulu, dan langsung dilakukan pengecoran, sehingga dapat mengurangi ketahanan konstruksi (pengecoran) rabat beton tersebut.

Proyek yang menelan anggaran milyaran tersebut, disinyalir sarat penyimpangan, atau tidak sesuai Kerangka Acuan Kerja (KAK), apalagi itu (anggaran) APBD,” ujarnya, Senin (8/8/2022).

Selain itu, bongkaran rumah yang telah dirubuhkan dibuatkan lubang, batu bangunannya diturunkan lalu di timpun dengan tanah galian C, dan kita juga melihat sebagian pasir laut digunakan untuk lapisan landasan lantai yang akan di rabat beton.

“Sekitaran lokasi Proyek pembangunan lanscape warga sempat menegur mereka pada waktu mengkeruk (mengambil) pasir laut dengan menggunakan alat excavator,” terang.

Saat ditemui di kantornya beberapa hari lalu, pengawas CV Sipatokkon, Kisman mengakui, memang kita menggunakan pasir laut dengan cara menggeruk di sekitar pantai Pasangkayu tempat proyek yang kami kerjakan, tapi kami hanya memakai sebagian (pasir laut).

“Sebelum mengkeruk, kita menengok dulu untuk mengantisifasi ada orang yang lihat, dan ketika itu aman baru kami mengambil pasir laut menggunakan alat excavator,” terangnya.(Jamal)